Wednesday, December 5, 2012

And Still....

Siapa yang tidak tahu lagu ini?

Jingle bells, jingle bells, jingle all the way
Oh, what fun it is to ride in a one horse open sleigh

Atau lagu yang ini?

I'm dreaming of a white Christmas
Just like the one I used to know
When the tree tops glisten and children listen
To hear sleigh bells in the snow

Atau mungkin yang ini?

It came upon the midnight clear
When glorious song of old
From angels bending near the earth
To touch their harp of gold

Bagaimana dengan yang ini?

O little town of Bethlehem
How still we see thee lie?
Above thy deep and dreamless sleep
The silent stars go by

Manakah yang lebih familiar? Manakah yang lebih sering kita dengar? Manakah yang lebih sering diputar di pusat perbelanjaan atau mal? Manakah yang lebih sering kita senandungkan di bulan Desember ini?

Sepertinya lagu pertama dan kedua lebih familiar, entah karna lebih riang, atau karena kata-katanya lebih mudah diterima dibandingkan lagu ketiga dan keempat yang nampaknya begitu abstrak dengan adanya malaikat dan bintang berjalan. Tanpa sadar juga kita lebih senang menyanyikan lagu dengan jenis yang serupa dengan lagu pertama dan kedua, dibandingkan dengan lagu jenis ketiga dan keempat.

Apakah ini berarti kita sudah kehilangan makna Natal yang sebenarnya? 

Dulu sewaktu pelajaran ekonomi tentang perhitungan penduduk, saya belajar dan saya mengetahui bahwa natal itu adalah kelahiran. Dan sesuai namanya, hari Natal adalah hari kelahiran. Kelahiran siapa? Tentunya kelahiran Yesus yang konon katanya lahir di kandang domba, di dalam palungan yang adalah tempat makan hewan.

Lalu memangnya Dia lahir terus setiap tahun? Kenapa harus dirayakan terus menerus padahal orangnya pun bahkan tidak pernah muncul di media massa?

Well.. Sejujurnya Yesus sendiri adalah tokoh terkemuka yg sering muncul di media massa, yaitu Bible, yang adalah buku tebal yang dijual bebas di toko-toko buku di sekitar anda. Dan masalah kelahiranNya, memang Dia tidak lahir setiap tahun.

Jadi apa yang sebenarnya kita rayakan sih?

Tentunya bukan kelahiran bayinya yang kita rayakan. Toh nantinya kita juga tidak menerima bingkisan man yue atau undangan besuk kelahiran. Yang penting itu bukan si bayi, tapi makna kelahirannya. Yang penting itu bukan kapan Dia lahirnya, tapi kenapa Dia harus lahir. Dan tentunya karena Dia tidak lahir terus setiap tahun, kita juga harus sadar bahwa yang kita rayakan bukanlah kelahiran jasmaninya, tapi kelahirannya dalam hati kita.

Then it means, Christmas must become a time when you completely remember about His love to you.

Saya bukan orang yang fanatik dengan kekristenan. Saya juga belum menjadi seorang Kristen yang baik dan taat. Bahkan seringkali saya membenarkan diri saya di atas dosa dan kesalahan yang saya buat, semata-mata hanya untuk kepentingan saya sendiri. Tapi saya sadar sesadar-sadarnya bahwa manusia itu tidak bisa berjalan sendiri tanpa adanya Tuhan.

Jadi sudahkah kita menjadi palungan bagi Dia?

Ah.. Religius sekali postingan ini...

No comments: